“Se, mau kamana?”
“Beta mau ronda-ronda…”
Akhirnya beta berkesempatan ronda-ronda (jalan-jalan, tapi gak sambil bawa senter) ke suatu negeri yang dihuni oleh para raja, Jazirah Al Mamlakatul Mulukiyyah atau yang sekarang dikenal sebagai Maluku.
Maluku berasal dari kata Al Mulk yang berarti kerajaan. Memang jaman dahulu di Maluku banyak terdapat kerajaan. Diantaranya Kerajaan Ternate dan Tidore (berpusat di Maluku Utara), Kerajaan Tanah Hitu (Ambon), Kerajaan Huamual (Seram Barat) dan Kerajaan Iha (Saparua). Bahkan sampai sekarang di daerah ini juga masih terdapat kerajaan, yaitu di setiap desa! Kok bisa begitu? Disini kepala desa diberi gelar raja.
Oke, kita skip sejarah… Back to ronda-ronda…
Setibanya di Ambon, hari senin yang cerah beta langsung mengitari bandara mencari loket maskapai yang menyediakan penerbangan ke Banda Naira. Tujuan utama beta adalah Banda Naira, tempat dimana beta mau mencari sejarah tentang van Hoorn Senior. Infonya beliau sempat lama tinggal disini.
Dari hasil browsing ada maskapai Susi Air dan Aviastar yang melayani penerbangan Banda Naira. Pada kenyataannya di tahun ini Susi Air sudah tidak beroperasi sementara Aviastar belum tentu terbang dalam minggu itu. Apa mau dikata, gagal deh rencana beta mencari sejarah tentang van Hoorn Senior. Hiks…
But… There is always Plan B! Beta selalu membuat rencana cadangan. Beta putar haluan ke Pulau Seram… Beta di jadwalkan hari ketiga, menunggu istri beta datang dari Jakarta. Yup, beta memang berangkat duluan.
Matahari sudah mulai naik, beta keluar bandara. Sempat ditawarkan taxy & travel, namun beta menolak. Beta lebih memilih naik angkot, lebih berasa petualangannya dan… of course lebih hemat. Hehehe…
Angkot di Ambon murah bro… Tarif dari 3ribu-10ribu rupiah. Kebanyakan beta cuma bayar 5ribu. Tarif 15rb hanya untuk rute kota-bandara dan 18rb untuk pelabuhan Hunimua ke kota. Memilih angkot pun mudah karena angkot disini mencantumkan tujuan di atas mobilnya.
Kembali ke baronda…
Beta baronda kamari makan waktu 7 hari… Diawali hari Senin (I love Monday) sampai hari Minggu. Terhitung beberapa spot beta kunjungi yaitu Pantai Liang yang tenang, Lubang Buaya yang membuat beta menganga, Desa Sawai yang damai, Pantai Ora yang mempesona, dan lain-lain. Walaupun kelihatan banyak tapi bagi beta kuraaaang sekaaaliii… Harusnya 2 minggu atau 1 bulan beta stay disini. Masih banyak yang beta belum kunjungi.
Someday, mungkin beta akan kembali kesini lagi. Ada yang membuat beta rindu tanah ini. Bukan hanya keindahan alamnya, bukan juga rasa penasaran akan sejarah di Banda Naira namun beta sepertinya akan merindukan keramahan khas Indonesia yang diberikan oleh warga Maluku.
Selama 7 hari di Maluku, beta rasakan sambutan yang begitu ramah dan hangat dari warga Maluku. Jauh dari yang beta bayangkan sebelumnya. Disini beta diterima seperti keluarga… Ditawari tumpangan menginap gratis, diantar ronda-ronda, dipinjami motor dan lain-lain yang bisa panjang jika beta tulis disini semua. Mungkin ini juga yang van Hoorn Senior rasakan ketika kapal VOC bersandar di tanah ini. Keramahan yang berbalas pengkhianatan… van Hoorn Senior, apa yang kamu lakukan ke warga Maluku itu jahatttt…
Terima kasih beta ucapkan ke seluruh warga Maluku atas keramahan dan sambutan yang beta terima selama beta di Maluku khususnya untuk keluarga Paman di Pantai Liang (Paman, Mama, Onco, Papanya Buyung, Buyung, Aulia, Amar,dll), Bang Ramli Desa Liang, Melyn & Pepi di Passo, Bang Dino Sr dan Bang Dino Jr. Desa Sawai, Ibu Eti Masohi, Ibu Warung Masohi, Om dari Saparua, Nyonge dari Seram dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu… Dangke laiii….
Berikut adalah spot-spot di Maluku yang sudah gua kunjungi, silakan dibuka setiap lokasi pada link dibawah ini untuk melihat dokumentasi dan reviewnya.
- Pantai Liang
- Lubang Buaya Morella
- Sawai
- Sungai Salawai
- Pulau Lusa Olat
- Dangkalan
- Air Belanda
- Pantai Ora
- Goa Laut & Tebing Hatupia
Waktu kunjungan terbaik Maluku berbeda-beda untuk tiap lokasinya. Waktu kunjungan terbaik Ambon adalah pada bulan September – April, Seram Utara pada bulan Juli – November, Banda Naira pada bulan September – Desember & Maret – Mei, Maluku Tenggara pada bulan Juni – November. Buat yang mau kesini tapi gak mau repot, kami juga menyediakan open trip & private trip ke Maluku. Silakan lihat jadwalnya di Open Trip Cah Pantai.
9 thoughts on “Maluku, Baronda ka Negeri Raja-Raja”