Pantai Liang, Destinasi Terbaik di Maluku

Save the best for the last…

Pada waktu masih kecil, beta paling patuh dengan slogan ini. Beta ingat tempo itu, setiap beta makan selalu menyisakan yang terbaik untuk dimakan belakangan… Makan burger, sisain dagingnya… Makan snack, sisain yang paling besar. Namun seiring berjalannya waktu perlahan slogan ini mulai beta abaikan.

Pantai Liang adalah destinasi terbaik selama beta baronda Maluku kemarin. Namun, beta tidak sabar untuk menempatkannya di urutan terakhir dalam daftar waiting list upload foto-foto destinasi beta selama di Maluku. Oleh karena itu beta tempatkan ini di awal.

Jauh-jauh hari sudah memang beta rencanakan destinasi pertama beta adalah ke Pantai Liang. Keluar dari bandara beta langsung mencari angkot tujuan Passo. Sebagai informasi, tidak ada angkot langsung ke Liang dari bandara. Paling enak adalah naik angkot ke Passo, kemudian ganti angkot ke Liang. Namun, karena beta lama nunggu angkot Passo, akhirnya beta naik angkot jurusan Poka, kemudian baru nyambung ke Passo. Fyuh, capek juga naik turun angkot 3 kali. Tapi justru disitu nikmatnya traveling…

Sekitar jam 2 siang WIT, angkot berhenti di Pelabuhan Hunimua yang artinya beta tiba di Liang. Terik matahari terhalang pohon-pohon yang rindang di sekitar pelabuhan. Karena perut lapar, beta singgah dulu di warung makan. Ada 2 keuntungan ketika kita singgah di warung makan di suatu daerah yang kita baru pertama kunjungi. Pertama adalah perut kenyang, yang kedua kita dapat info-info penting mengenai daerah tersebut. Dari ibu warung beta dapat info kalau Pantai Liang ternyata terletak di sebelah pelabuhan. Pantas saja warna air di dermaga Hunimua biru muda jernih…

Dari warung makan, seperti saran dari ibu warung, beta melanjutkan perjalanan ke pantai dengan ojeg. Kalau kata ibu warung jalan kaki dengan naik ojeg sama-sama keluar 5ribu. Jalan kaki nanti di depan ada pos retribusi, sedangkan dengan ojeg sudah tidak bayar lagi. Hahaha…

Sampai di pantai, beta benar-benar takjub dengan gradasi warna Pantai Liang. Langsung beta abadikan pemandangan disana dengan kamera. Dikarenakan istri beta baru menyusul pada hari ketiga, terpaksalah beta ber-selfie ria. 😛

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore WIT, beta masih bersantai di pantai. Di Maluku, jam segitu masih cerah, matahari baru terbenam sekitar pukul 18.30. Seorang kakek tua tukang perahu menghampiri beta untuk mengajak ngobrol. Nama beliau adalah Abdus Saman, namun orang-orang situ memanggilnya dengan sebutan ‘Paman’.

Berhubung waktu sudah hampir maghrib, beta menanyakan penginapan di Pantai Liang. Paman memberitahu bahwa dekat pelabuhan ada, tapi beliau juga menawarkan beta untuk bermalam di rumahnya saja. Beta menanyakan harga jika bermalam di rumahnya, Paman hanya ketawa. Beliau tidak memasang tarif. Beta malah jadi tidak enak, tapi berhubung besok beta punya rencana untuk keliling Pantai Liang dan Jazirah Leihitu, beta memutuskan untuk menerima ajakan Paman.

Keluarga Paman sangat ramah, betah rasanya berada disini. Namun, karena waktu liburan mepet beta seng (tidak) bisa berlama-lama disini. Hari kelima beta kembali kesini dengan mengajak istri. Suatu hari nanti, semoga beta bisa berkunjung kesini lagi.

*Untuk informasi transportasi dan cerita Cah Pantai pada objek wisata lainnya di Maluku bisa dilihat di Wisata Maluku.

 

@ Koordinat

  • Pantai Liang : -3.50704, 128.34442




PANTAI LIANG

 

1 thought on “Pantai Liang, Destinasi Terbaik di Maluku

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.