Terpaksa Bermalam di Maratua

Matahari belum terbit, namun gua sudah keluar penginapan dan nongkrong di pinggir dermaga, bersiap memulai perjalanan di Kepulauan Derawan. Hari itu, rencananya kami akan mengunjungi  Talisayan yang merupakan spot hiu paus. Pertimbangan jarak antara Derawan ke Talisayan yang cukup jauh dan jam makan hiu paus yang sebentar, mengharuskan kami start sebelum pagi.

Sambil menunggu, gua memasang tripod mengabadikan aktifitas di pagi hari dengan latar belakang matahari terbit dalam bentuk video timelapse. Lumayan daripada bengong. Namun sampai timer timelapse selesai, Mas Rendy pengemudi speedboat belum juga muncul. Ia baru muncul sejam setelahnya dengan membawa kabar bahwa hiu paus sudah tidak ada di Talisayan. What???

Tambahan ilmu pengetahuan alam, fenomena hiu paus di Talisayan sebenarnya sifatnya alamiah. Talisayan merupakan lokasi nelayan memasang bagan. Bagan adalah alat tangkap ikan yang sistem kerjanya memancing plankton dengan cahaya lampu. Dengan terkumpulnya plankton di sekitar situ otomatis menarik ikan-ikan kecil dan predator yang memangsa ikan-ikan kecil tersebut untuk berkumpul disitu. Rantai makanan! Yup, inilah mengapa pada hari itu tidak ada hiu paus disana. Hari itu merupakan malam bulan purnama. Pada malam terang bulan, cahayanya tersebar di seluruh permukaan lautan, sehingga menyebabkan cahaya lampu bagan tidak terlalu menarik perhatian plankton. Oleh sebab itu pada hari-hari dimana bulan bulat nelayan tidak mengaktifkan bagannya. Itulah mengapa hiu paus tidak muncul di Talisayan pada hari itu.

Akhirnya kami memutuskan memajukan rencana mengunjungi tiga pulau : Maratua, Kakaban dan Sangalaki di hari itu dan yang pertama akan kami kunjungi adalah Maratua.

Maratua merupakan pulau dengan garis pantai terpanjang di Kepulauan Derawan. Namun dikarenakan kami harus membagi waktu dengan dua pulau lainnya maka hanya ada satu destinasi yang kami kunjungi yaitu Goa Haji Mangku.

Berangkat dengan menggunakan sepeda motor dari dermaga Maratua karena laut mengalami pendangkalan sehingga speedboat kami tidak bisa mendekati Goa Haji Mangku, melalui jalan batu cadas menyebabkan kami membutuhkan 30 menit untuk bisa tiba di spot tersebut.

Lelah di perjalanan terbayar keindahan Goa Haji Mangku. Goa bawah tanah ini ternyata adalah sumber mata air tawar. Birunya air membuat gua tergiur untuk menceburkan diri di dalamnya. Layaknya loncat batu di Pulau Nias, eh maaf Green Canyon, gua terjun dari ketinggian. Ngeri-ngeri sedap, soalnya tempatnya agak sempit dan dikelilingi karang tajam.

Kembali dari Goa Haji Mangku, ada kejadian yang tidak terduga-duga. Speedboat kami mengalami kerusakan. Mesinnya tidak mau menyala. Walaupun begitu gua  tidak panik, dengan dibatalkan trip ke Talisayan artinya gua ada spare waktu 1 hari. Gua justru bersyukur kejadian ini tidak terjadi ketika sedang di tengah lautan. Satu-satunya penyesalan adalah gua dan istri menunggu di dermaga karena berpikir perbaikan speedboat memakan waktu sebentar. Kalau saja kami tau speedboat tidak berhasil diperbaiki, pasti kami sudah eksplorasi spot lain di sekitar sini. Malam hari pun tiba, kami terpaksa menginap di Maratua.

*Untuk informasi transportasi dan cerita Cah Pantai pada objek wisata lainnya di Kepulauan Derawan bisa dilihat di Wisata Kepulauan Derawan.

 

@ Koordinat

  • Dermaga Maratua : 2.19348, 118.59537
  • Goa Haji Mangku : 2.18413, 118.61729




MARATUA

 

1 thought on “Terpaksa Bermalam di Maratua

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.