Sukses itu adalah jika kita berhasil meraih apa yang kita cita-citakan. Sejak awal menikah gua pengen banget ngajak bini gua ke Lombok. Alhamdulillah sukses alias kesampean juga 2 tahun kemudian, yaitu pada September 2013 lalu. 😀
Kami berangkat dengan menumpang kereta ekonomi Kertajaya jurusan Surabaya Pasar Turi. Berpindah ke stasiun Surabaya Gubeng, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki kereta bisnis Mutiara timur jurusan Banyuwangi.
Sore pukul 16.00, kami udah tiba di Banyuwangi. Tadinya rencana gua adalah nyegat bis jurusan Lombok atau Sumbawa di pelabuhan Ketapang, namun apa daya pelabuhan masih sepi. Hanya ada bus pariwisata disana. Ya udahlah, daripada kemaleman di pelabuhan kami langsung aja naek kapal ferry, mengalihkan ke rencana B berharap setibanya di Bali ada angkutan jurusan pelabuhan penyebrangan Bali-Lombok, Padang Bai. Rencana B, memang agak nekad. Pertama: gua agak kurang informasi soal tata letak dan jam operasi terminal angkutan di pelabuhan Gilimanuk Bali. Kedua: kami bakal tiba di pelabuhan pada malam hari!
Benar aja, sesampainya disana kami kayak anak ilang. Celingak-celinguk nyari papan petunjuk. Soalnya gua bingung mau tanya ke siapa. Pelabuhan sepi banget. Gak nemuin yang tampang-tampang penumpang. Gua gak berani sembarang nanya orang. Salah nanya, takutnya kejebak calo.
Di pintu keluar, gua dihadang oleh 2 pemuda. Mereka cukup ramah, namun gua tetap merasakan hawa-hawa percaloan disini. Emang dah, mau pura-pura pede tetep aja ketauan kalo lagi bingung. 😀
2 orang pemuda itu menjelaskan kalo angkutan ke Padang Bai udah gak ada kalo malem. Gua disaranin naek bis kearah Denpasar, dengan bantuan mereka tentunya. Setelah nego alot, diantarkanlah kami keluar pelabuhan dan di kami “dititipkan” ke bis jurusan Bandung-Denpasar.
Tiba di terminal Mengwi, untungnya ada agen bis Titian Mas jurusan Lombok & Sumbawa. Gak pikir lama, langsung aja gua beli tiket bis untuk 2 orang. Namun, kata penjaga loket bis baru tiba pada pukul 3 dini hari. Apa boleh buat malam itu kami terpaksa menginap di terminal.
Setelah subuh, bis baru tiba. Hanya ada 3 orang penumpang yang naik dari Mengwi yaitu kami dan seorang nenek yang memperkenalkan diri sebagai nenek Budi. Nenek Budi, di usianya yg ke 98 tahun, masih kuat berjalan bahkan sendirian tanpa ditemani sanak saudara. Intensitasnya pun sering, karena dia punya anak-cucu di Sumbawa dan Bali. Gak cuma kunjungan kekeluarga, nenek Budi juga senang rekreasi ke tempat-tempat wisata. Hal ini, membuat kami takjub. Kami menjulukinya “backpacker senior”.
Keasyikan ngobrol, gak terasa kami ternyata udah tiba di pelabuhan Lembar Lombok. Namun, antrian bongkar muatnya memakan waktu 3 jam. Alhasil, kami baru tiba di Mataram pukul 15.00 WITA. Kalau diitung-itung, waktu perjalanan kami termasuk nunggu angkutan adalah 48 jam alias 2 hari! Walaupun begitu, kami puas karena bisa memaksimalkan 5 hari berikutnya untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di Lombok: Senggigi, Kuta, Tanjung Aan, Gili Trawangan, Sendang Gile, Tiu Kelep, Pantai Pink dan Narmada. Silakan dibuka setiap lokasi pada link dibawah ini untuk melihat dokumentasi dan reviewnya.
Waktu kunjungan terbaik Lombok adalah bulan Maret – November. Buat yang mau kesini tapi gak mau repot, kami juga menyediakan open trip & private trip ke Lombok. Silakan lihat jadwalnya di Open Trip Cah Pantai.
- Lombok Leisurely Private Trip 3 Days
- Lombok Challenging Private Trip 4 Days
- Lombok Honeymoon Trip
- Lombok Challenging Open Trip
- All Lombok Trip
7 thoughts on “Lombok”