Pulang ke kotamu….
Ada setangkup haru dalam rindu…
Masih seperti dulu…
Tiap sudut menyapaku bersahabat…
Kalimat-kalimat diatas adalah penggalan dari lagu Kla Project berjudul Yogyakarta. Lagu ini mengisahkan seseorang yang bernostalgia akan kisah cintanya yang pernah terjadi di kota Yogyakarta. Perasaan rindunya akan kenangan itu begitu jelas tergambar dalam setiap bait lirik lagu ini. Begitupula deskripsi suasana kota Jogja.
Hmmm…. Jogja dan kenangan…
Di mata gua, Jogja adalah sebuah kota yang unik. Kebebasan berekspresi yang dianut masyarakat kota ini membuat Jogja memiliki kelebihan dibanding kota lainnya di Indonesia… Jogja memiliki kekuatan dari segi KULTUR dan BUDAYA! Kesederhanaan, keramahan dan penghormatan atas perbedaan. Hal-hal tersebut ibarat sebuah penguat dalam suatu rangkaian elektronik yang “menguatkan” setiap kenangan di Jogja sehingga kenangan tersebut terasa begitu berkesan.
Banyak objek wisata yang dapat kita kunjungi di Jogja. Dari mulai wisata budaya seperti Kraton dan candi Prambanan, wisata belanja Malioboro, wisata alam Kaliurang dan Parangtritis, wisata kuliner di sepanjang jalan, wisata cuci mata bahkan wisata ehm ehm dapat kita temukan disana. Namun ada satu tempat yang luput dari pengamatan para wisatawan kebanyakan, yaitu pantai selatan di kabupaten Gunung Kidul.
Apa yang ada di benak kalian begitu mendengar kalimat “pantai selatan”??? Pastinya bermacam-macam… Suzanna, horor, dunia lain, menakutkan dsb. Hehehe… Memang, cerita-cerita mistis sudah lengket sekali dengan pantai selatan sehingga kesan seram menjadi yang pertama kali melintas di pikiran kebanyakan orang. Namun, bagi gua sendiri kesan itu sudah gua buang jauh-jauh. Dibalik nama angkernya, daerah ujung selatan Jogja tersebut terbentang gugusan pantai yang indah.
Dua hal yang menjadi ciri khas pantai-pantai disana yaitu karang dan ombak besar. Ombak-ombak di pantai selatan tidak bisa diprediksi. Ombak-ombak besar sesekali diselingi ombak yang jauh lebih besar. Gua namakan ini “hukum ketidakstabilan ombak”. Hahahaha (udah kayak Einstein aja gaya gua)… Oleh karena itu, disana sangat tidak dianjurkan untuk berenang di laut.
Ada banyak pantai disana dengan karakteristik berbeda-beda. Beberapa sudah gua kunjungi seperti Pantai Baron dengan laguna hijaunya, Pantai Kukup yang memiliki batu karang besar, Pantai Krakal dengan gugusan pasir putih terpanjang, Pantai “hijau” di Wediombo, Pantai Drini, Pantai Ngrenehan, Pantai Ngasinan dan Pantai Ngobaran.
Special thanks gua tujukan buat sahabat gua Bon-Bon (Bonanto Eko), kawan satu almamater gua di Undip yang kebetulan penduduk asli sana. Orangnya rada primitif tapi baiknya minta ampun. Hahahaha… Terima kasih karena udah menjadi tour guide dan memberikan penginapan gratis ketika gua disana. Pokoknya jamuannya bener-bener mantap! Gua serasa jadi raja. Kalo lagi pegel dipijitin, kalo gerah dikipasin, kalo gua keberatan bawa barang dia yang ngangkatin. Pokoknya serasa bawa abdi dalem. Wakakakakakak….
@ Koordinat
- Pantai Baron : -8.12864, 110.54853
- Pantai Kukup : -8.13362, 110.55447
- Pantai Krakal : -8.14536, 110.59902
- Pantai Wediombo : -8.18420, 110.70851
- Pantai Drini : -8.13793, 110.57668
- Pantai Ngrenehan : -8.12126, 110.51440
- Pantai Ngobaran : -8.11985, 110.50574
PANTAI SELATAN