Gunung Ungaran yang Memberi Pelajaran

Bicara soal Gunung Ungaran, pastilah yang pertama terlintas di pikiran gua adalah PHILAR. Philar adalah pecinta alam Teknik Elektro Universitas Diponegoro dan Philar-lah yang memperkenalkan gua dengan Gunung Ungaran.

Gunung Ungaran terletak di sebelah selatan Semarang. Karena pertimbangan letak yang paling dekat dari kampus (dibanding gunung lainnya), maka pendidikan dasar Philar dilaksanakan disini.

Pendidikan dasar atau pendas adalah tempaan bagi para calon anggota sebelum mereka dilantik menjadi anggota. Di Philar sendiri sebenarnya pendas tidak terlalu berat dibanding pecinta alam lain. Namun anehnya banyak yang berguguran sebelum dilantik. Mereka beranggapan bahwa pendas terlalu menyiksa mereka. Padahal tidak ada kontak fisik di pendas Philar. Yah, paling colak-colek dikit lah… Hehehe… Plus push-up (kami menyebutnya porsi) untuk menjaga kebugaran, dan semua itu tujuannya baik yaitu melatih calon anggota agar mereka bisa SURVIVE ketika berada dalam keadaan terburuk sekalipun.

Ada cerita menarik yang terjadi ketika pendas. Ketika itu tahun pertama (setelah gua dilantik) di Philar dan pada saat itu posisi gua sebagai ketua panitia pendas. Saat itu gua sedang mempersiapkan tempat untuk pendidikan navigasi darat. Tempatnya di kebun teh dan ketika itu masih banyak buruh yang memetik daun teh.

Sebagai orang Jakarta gua udah biasa tak mengacuhkan orang di sekitar. Mungkin ini karena faktor lingkungan ibukota. Masih dalam ingatan ketika gua dikejar preman yang memegang pisau sementara orang-orang di sekitar pura-pura tidak melihat kejadian tersebut. Itulah Jakarta dan di Gunung Ungaran gua jamin hal tersebut tidak akan terjadi. Penduduk disini sangat ramah. Menyapa gua sekalipun tidak mereka kenal, menawarkan minum ketika melihat gua keletihan dan memberi tempat berteduh ketika hujan turun. Mungkin keramahan seperti inilah yang didapat VOC ketika mereka pertama datang ke nusantara.

Keramahan dan fakta bahwa pendapatan mereka (para pemetik teh) yang hanya empat lembar uang seribuan per hari, membuat gua sadar bahwa hidup bukanlah melulu soal materi. Hidup itu soal KEBAHAGIAAN dan MEMBAHAGIAKAN. Kebahagiaan diri sendiri dan membahagiakan orang lain. Para buruh teh telah memberi contoh bahwa kebahagiaan tidak dibeli dengan materi. Kebahagiaan didapat dari KEBAIKAN dan tidak ada kerugian sedikit pun atas kebaikan yang telah kita lakukan. Janji Allah dalam surat Az-Zalzalah ayat 7-8: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Kembali ke Gunung Ungaran. Bagi teman-teman yang ingin mendakinya, ada beberapa opsi start pendakian: Jimbaran, Gedung Songo atau Gonoharjo. Philar sendiri lebih menyukai Gonoharjo. Alasan pertama, karena dianggap lebih cocok untuk pendidikan dasar. Alasan kedua, males nyari tempat lain. Hahahaha…

Selain muncak, kita juga bisa berwisata di kaki gunungnya. Antara lain wisata candi di Gedong Songo, Umbul Sido Mukti di Jimbaran, air terjun dan pemandiaan air panas di Nglimut, Gonoharjo. Bagi gua, semuanya recommended place buat refreshing.

Salam lestari,

Maho van Hoorn

 

@ Koordinat

  • Puncak Gunung Ungaran : -7.18387, 110.34809
  • Pintu Masuk Wisata Air Terjun Nglimut : -7.14919, 110.33075
  • Candi Gedong Songo : -7.21038, 110.34221
  • Umbul Sido Mukti : -7.19367, 110.37268




GUNUNG UNGARAN

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.